Rabu, 01 Januari 2014

Ayam merawang



Ayam Merawang adalah salah satu jenis ayam kampung yang ada di Indonesia, yang memiliki keunggulan sebagai pedaging dan petelur (dwiguna).

Ayam Merawang sebagai ayam pedaging memiliki bobot hidup antara 600-720 gram, mempunyai kelebihan antara lain: lebih tahan terhadap stress dan penyakit, dagingnya disukai karena rendah kandungan lemaknya. Kekurangannya yaitu, lambat perkembangbiakannya karena telurnya sedikit dan sifat mengeramnya masih tinggi. Di samping itu, kerangka tubuhnya yang kecil mengakibatkan tubuhnya juga kecil, akibatnya untuk memproduksi daging diperlukan waktu yang lama. 

Bila dibandingkan dengan ayam ras, produktivitasnya memang masih dibawahnya, namun untuk selera, masyarakat Indonesia masih lebih memilih ayam kampung karena dagingnya yang liat, sedikit lemat dan enak meskipun harganya relatif lebih mahal. Juga untuk telur, masih banyak masyarakat yang memilih telurnya, harga telur pun relatif lebih stabil tidak berfluktuasi seperti harga telur ayam ras, bahkan banyak dijual per butir tidak kiloan seperti telur ayam ras.


Ayam Merawang Lebih Tahan Serangan Virus Flu Burung

Ayam merawang adalah salah satu jenis ayam kampung yang ada di Indonesia, yang memiliki keunggulan sebagai pedaging dan petelur (dwiguna). Sebagai ayam pedaging yang memiliki bobot hidup antara 600-720 gram, ayam merawang mempunyai kelebihan antara lain: lebih tahan terhadap stress dan penyakit, dagingnya disukai karena rendah kandungan lemaknya. Kekurangannya yaitu, lambat perkembangbiakannya karena telurnya sedikit dan sifat mengeramnya masih tinggi. Di samping itu, kerangka tubuhnya yang kecil mengakibatkan tubuhnya juga kecil, akibatnya untuk memproduksi daging diperlukan waktu yang lama.

Bila dibandingkan dengan ayam ras, produktivitasnya memang masih di bawahnya, namun untuk selera, masyarakat Indonesia masih lebih memilih ayam kampung karena dagingnya yang liat, sedikit lemat dan enak meskipun harganya relatif lebih mahal. Juga untuk telur, masih banyak masyarakat yang memilih telurnya, harga telur pun relatif lebih stabil tidak berfluktuasi seperti harga telur ayam ras, bahkan banyak dijual per butir tidak kiloan seperti telur ayam ras.

Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyatakan bahwa ayam merawang lebih tahan terhadap flu burung karena memiliki daya adaptasi tinggi. Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veterinari, drh Judnaidy, menyatakan hal tersebut, terkait upaya Babel untuk mempertahankan swasembada ayam. “Dibanding dengan jenis ayam lain, ayam merawang lebih tahan terhadap virus H5N1 penyebab wabah flu burung karena mereka memiliki daya adapatasi yang tinggi,” katanya di Pangkalpinang, beberapa waktu lalu.

Junaidy mengatakan, ayam merawang merupakan ayam khas Babel yang telah berhasil beradaptasi dengan lingkungan di wilayah tersebut sehingga daya tahannya tinggi. “Ayam merawang sejarahnya berasal dari daratan China yang dibawa oleh pendatang berabad-abad yang lalu ke Babel, kalau di sini, sesuai namanya, ayam merawang berasal dari Desa Merawang, Bangka,” kata dia. Menurut Judnaidy, ayam merawang 83 persen lebih tahan terhadap flu burung dibanding dengan ayam kampung biasa. “Ketahanan ayam merawang terhadap flu burung 83 persen sedangkan ayam kampung biasa hanya 60 persen,” kata dia.

Selain ketahanannya terhadap flu burung, ayam merawang dianggap lebih unggul dalam beberapa hal antara lain; jumlah telur lebih banyak dan pertumbuhan lebih cepat. “Produksi telur ayam merawang dapat mencapai 125 butir per ekor per tahun dan ayam sudah bisa menghasilkan telur pada usia kira-kira lima bulan, jadi tidak perlu menunggu lama,” tambahnya. Oleh karena itu, Distanak Babel menganjurkan masyarakat untuk lebih memilih beternak ayam merawang karena dianggap lebih unggul. Selain itu, ayam merawang adalah ayam asli Bangka Belitung, sehingga harus terus dikembangkan sehingga menjadi ikon di dunia nasional dan internasional.

sumber : antara & bptu sembawa

Distanak Babel Tingkatkan Populasi Ayam Merawang

Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perternakan Provinsi Bangka Belitung (Babel) berupaya meningkatkan populasi ternak ayam jenis merawang untuk memenuhi konsumsi daging ayam masyarakat di daerah itu.

Pengembangan peternakan ayam khas Babel ini dalam upaya mengurangi ketergantungan daging ayam dari luar daerah yang cukup tinggi, selama bulan puasa Ramadhan dan Idul Fitri 1434 Hijriah," ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perternakan (Distanbunnak) Babel Sulastri di Pangkalpinang, Kamis.

Ia menjelaskan jumlah populasi ayam merawang ini sekitar 1.570 ekor tersebar di Kecamatan Bangka, Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka, Tengah, Belitung, Belitung Timur dan Kota Pangkalpinang.

"Populasi ayam merawang di Babel cukup memprihatikan karena ayam ini sudah banyak dikembangkan di daerah lain sebagai ayam pedaging dan petelur," ujarnya.

Ia mengatakan, ayam khas Babel ini memiliki keunggulan yang lebih jika dibandingkan ayam khas daerah lainnya, seperti produksi telur yang tinggi dan ayam  berumur tiga bulan sudah mencapai empat kilogram.

Menurut dia, pengembangan peternakan ayam merawang terkendala ketersediaan bibit yang kurang karena belum adanya pembibitan ayam berskala besar di daerah itu.

"Pembibitan ayam merawang masih berskala kecil, sehingga harga bibit ayam ini cukup tinggi sebesar Rp12 ribu per ekor," ujarnya.

Selain itu, pengembangan ayam merawang terkendala pakan ternak yang tinggi karena hampir 100 persen pakan ternak dipasok dari Pulau Jawa dan Sumatera.

"Saat ini, peternakan ayam merawang masih dikembangkan secara tradisional untuk mengurangi biaya pakan yang tinggi," ujarnya.

Menurut dia, pola ternak ayam tradisional ini berdampak ternak ayam mudah terserang penyakit, sehingga tingkat kematian ternak cukup tinggi.

"Pada saat cuaca hujan atau tidak menentu, ternak ayam yang dilepas begitu saja mudah terserang penyakit seperti flu burung, tetelo dan lainnya," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, kami berupaya untuk memancing animo masyarakat untuk lebih serius mengembangkan kembali ayam khas daerah ini untuk menambah pendapatan keluarga.

"Kami berupaya mencari solusi terbaik agar masyarakat mudah mengembangkan peternakan ini dan solusi tahap pertama, kami berupaya meningkatkan animo masyarakat melalui kegiatan sosialisasi, selanjut bantuan permodalan, pengadaan alat pembibitan, pakan dan lainnya untuk mengurangi biaya pengembangan ayam tersebut," ujarnya.

Bangka Belitung Andalkan Ayam Merawang


Dalam Perhelatan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) ke XIII di Stadion Aji Imbut, Desa Perjiwa, Tenggarong Seberang, Kalimantan Timur, provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengirimkan komoditas unggulan mereka yakni Ayam Merawang ini termasuk sangat kuat karena mampu bertahan terhadap strees dan penyakit.

“Selain itu ayam merawang memiliki keunggulan dwiguna, yakni bisa dimanfaatkan sebagai ayam potong dan ayam pedaging. Berbeda dengan ayam potong dan dan ayam ras yang hanya memiliki satu keunggulan,” ujar peserta Penas dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ali Mudi, di Penas KTNA, Tenggarong, Senin, (20/6) kepada Info Publik.

Menurut Ali, pola hidup ayam merawang, hampir sama dengan dengan ayam kampung biasa, hanya saja ayam ini mampu bertelur 130 – 150 butir pertahun, masih di atas rata-rata ayam kampung.
Sedangkan daging ayam merawang rasanya hampir sama dengan ayam kampung yang rendah lemak, sehingga sangat cocok bagi lidah orang Indonesia.”Ayam merawang cukup besar bila dibandingkan dengan ayam kampung, sehingga sangat cocok dijadikan ayam pedaging,” jelas Ali.

Ali sendiri telah mengembangkan ayam ini bersama dengan warga dan membentuk Kelompok Tani Ternak Ayam Merawang dan berhasil menyabet juara pertama pada ajang ternak ayam se-provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sedangkan kendalanya kata Ali, karena dahulunya Kepulauan Bangka Belitung, terkenal sebagai penghasil timah dan akibat penambangan timah besar-besaran dahulu, kami sekarang merasakan dampaknya yakni radiasi bahan kimia. Ini membuat kaki kesulitan mengembangkan lahan pertanian dan peternakan,”tegas Ali.

Untuk beternak kata Ali, warga Bangka Belitung mengalami kesulitan karena air dan tumbuhan sudah ikut tercemar. “Untuk beternak ayam pun harus mendapt perlakuan khusus agar ayam dapat hidup dan tumbuh dengan baik,” jelas Ali.

“Kami memakai obat verbal yang dicampur ke air minumnya ayam, dan ini sudah cukup berhasil menagkal wabah yang dahulu sering menyerang ayam kami. “Pemerintah juga ikut membantu dengan ikut mengirimkan dokter hewan,”katanya.

Kini lanjut Ali, ayam merawang sudah mulai dipesan dari luar provinsi Babel. Peternak di sana juga terus melakukan terobosan guna meningkatkan hasil ayam.